Bahaya telegram bagi anak remaja, bunda wajib tahu

Bahaya telegram bagi anak remaja, berikut ini alasanya!

Saya ingin menghimbau kepada orang tua, atau siapapun yang punya anak, agar turut ikut serta dalam mengawasi aktifitas anaknya. Kali ini saya berani bersuara untuk khalayak ramai, telegram bukan lagi media yang aman bagi anak remaja, terlepas dari kemudahan dan fitur yang canggih, kini telegram banyak di manfaatkan oleh pelaku kejahatan.

Penulis sudah 3 tahun bekerja dengan telegram, selama ini telegram di anggap sebagai aplikasi cloud messaging yang paling populer. Telegram mempunyai fitur yang lebih lengkap di bandingkan aplikasi mesengger serupa lainya.

Salah satu fitur unggulan telegram adalah Grup dengan jumlah participan mencapai 200.000 orang, berbeda dengan whatsapp yang hanya dapat menampung maksimal 150 anggota. Telegram pada masa covid 2020 pernah di gunakan untuk belajar daring dan layanan komunikasi antara guru dan murid.

Tanpa di sangka ternyata telegram mengandung sejumlah bahaya yang mengintai bagi anak remaja. Ini adalah sebuah cerita pengalaman. Meskipun telegram hanya merupakan aplikasi perpesanan instan, namun di sana terdapat banyak program bot dan grup lain yang dapat di pergunakan untuk menjalin komunikasi dengan orang lain yang tidak di kenal.

Dari fitur inilah lahir sebuah kejahatan yang di sebut sebagai mucikari, dan predator seksual. Yaps, di telegram banyak sekali hal-hal yang berbau mesum, bahkan sebagian besar dari pengguna telegram menggunakan aplikasi tersebut untuk mencari kesenangan biologis.

Himbauan ini sangat penting, mengingat kementerian komunikasi dan keminfo tidak mampu melakukan pemblokiran terhadap akun, grup, ataupun channel yang mengandung konten pornografi di telegram. Jumlahnya sangat banyak, dan massif sekali, telegram sendiri tidak mempunyai moderator yang mempuni untuk memblokir konten ini.

Konten pornografi membuat pengaruh dalam pola hidup anak remaja, dimana mereka yang masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan dapat saja menyimpang, melakukan pergaulan bebas, hingga melakukan tindakan yang tidak senonoh.

Hal yang paling umum saya temui di telegram adalah mucikari. Mucikari adalah orang di balik akun telegram yang mempunyai basis pengguna/subcriber, dan menawarkan jasa kepada pengguna lain dalam hal seksualitas. Mucikari dapat merekrut anggota baru, hanya dari telegram itu sendiri.

Bagaimana bisa anak remaja menyimpang, bukanya mereka anak baik? Begini bun, telegram itu sangat luas sekali, bahkan sampai tidak pernah terfikirkan oleh kita sendiri. Ketika menggunakan telegram, pastinya ada saja orang yang mengirimkan pesan atau tautan grup. Atau si anak remaja itu sendiri sudah tahu cara menggunakan telegram, yang mungkin sudah di ajarkan oleh teman mereka.

Umumnya telegram banyak di pakai untuk mencari film-film bajakan. Dari sinilah muncul sebuah mekanisme bahaya, pemilik grup/channel yang berisikan film bajakan adalah seorang mucikari. Dimana setelah grup ramai, maka grup tersebut akan diganti nama dan tujuanya di ubah untuk keperluan penyebaran pornografi.

Selain pornografi anak remaja berpotensi menjadi korban. Di telegram banyak predator seksual yang mencari banyak nya anak remaja perempuan/cewek yang menggunakan telegram. Mereka berpura-pura sebagai kenalan, hingga mengajak mengobrol, namun hal tersebut hanyalah sebuah modus terselubung untuk mendapatkan hati si gadis. Ujung-ujungnya pasti minta pap mesum.

Sudah ada banyak anak gadis remaja yang menjadi korban bun, gak sedikit dari mereka harus keluar dari sekolah lantaran nama mereka viral. Betul sekali bun, setiap foto yang di kirimkan pada predator tidak hanya dia nikmati secara pribadi untuk kepuasan biologis. Namun gambar pribadi tersebut juga di jual di situs-situs gelap dewasa. Sangat fatal, bahkan menjadi bahan konten Reels Facebook/Tiktok.

Saya hanya memberikan sebuah pengetahuan pemahaman, dengan tujuan untuk menjaga anak dari bahayanya internet di dunia sekarang. Saya fikir orang tua yang baik harus mengetahui lebih banyak mengenai internet, sebab internet sekarang sudah menjadi media luas yang dapat mempengaruhi kepribadian, sudut pandang, dan pola fikir si anak.

2 tahun yang lalu saya resah, pada pertama 2023 ada banyak sekali konten pornografi yang melibatkan anak. Konten tersebut beredar secara luas di telegram maupun internet. Saya berusaha untuk melaporkan konten terkait, sayang kominfo laman aduankonten tempat dimana saya mempercayai suatu sistem regulasi tidak memproses laporan tersebut.

Sangat kecewa dengan sistem pemerintahan era sekarang, konten pornografi anak dapat mempengaruhi pemebntukan karakter anak maupun orang dewasa. Bunda bisa lihat sendiri, saya pernah melihat iklan bintang sabun mandi LifeBuoy, pada era dulu iklan tersebut terlihat seperti biasa. Menampilkan anak gadis mandi, dengan pakaian mandi seperti pakaian sebatas dada.

Nah pada masa sekarang pandangan orang pada iklan tersebut berbeda bun, terlihat komentar nyeleneh dari Netizen. Bisa dilihat pada gambar ini bund.


Telegram dapat menjadi fasliitas pergaulan yang tidak sehat bagi anak remaja

Sebagian besar pengguna telegram adalah orang dewasa, dan remaja. Telegram sebenarnya bukanlah aplikasi media sosial, tidak serta merta pengguna baru yang bergabung ke telegram bisa bertahan lebih lama di platform tersebut. Butuh waktu adaptasi, telegram tidak seperti whatsapp, dimana setiap orang mempunyai contact WA.

Selama masa pengenalan telegram ( masa adaptasi ), kemungkinan si anak akan mengekplorisasi fitur pencarian mencari berbagai hal di telegram. Menggunakan bot telegram anonymous bot, atau pun bot telegram pencarian jodoh. Program tersebut sebenarnya berbahaya, dan banyak di gunakan oleh predator/pedofilia.

Di telegram anak dapat menjalin komunikasi pada orang lain meskipun mereka sama-sama tidak saling mengenal kontak mereka. Sistem telegram memungkinkan pencariana kun, atau bisa kenal dan chat ke akun lain lewat grup yang dimana sesama anggota dapat melihat dan bernavigasi ke akun pribadi dan saling membuat obrolan pribadi.

80% orang di telegram hanya menggunakan layanan tersebut untuk kebutuhan biologis/atau hanya untuk mencari kepuasan semata. Telegram banyak konten ilegal seperti Pornografi, Film Bajakan, Aplikasi/software bajakab, Grup FWB yang tidak sehat, penipuan dan banyak lagi.

Telegram mengungsung sistem yang di sebut sebagai Freedom atau kebbeasan ber=expresi. Konten di telegram hanya di hapus berdasarkan regulasi umum yang dilarang saja, tidak semua konten dapat di laporkan. Freedom kebebasan berexpresi artinya tidak ada larangan, entah itu untuk keperluan kejahatan atau apa, dan telegram hanya ingin setiap orang mempunyai hak yang sama dalam hal alat komunikasi.


Hadirnya penipuan yang membahayakan

penipuan dengan modus tertentu di tele.jpg
Jaman sekarang ini kan sudah modern, dimana anak remaja suka banget simpan uang di dompet e-wallet maupun di rekening mereka. Masalahnya ada sejenis penipuan di telegram, dimana seorang di secara langsung di undang ke grup tertentu entah dari mana asalnya. Mereka di minta untuk mengerjakan misi dan mendapatkan uang.

Sebenarnya ini adalah teknik tipu-tipuan, tidak ada yang berhasil mendapatkan uang dari telegram. Kalaupun di transfer, itu hanyalah permulaan mirip seperti permainan judi online. Pada permainan judi online sengaja pemain di berikan kemenangan kecil-kecilan, dengan tujuan agar si pemain melakukan pembayaran lebih besar.

Begitu juga dengan konsep penipuan ini, anak baru mungkin belum mengetahui pola nya. Banyak sebenarnya pola mereka, mulai dari memberikan bonus kecil-kecilan, dan ujung-ujungnya di minta topup dalam jumlah besar untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak.

Untuk bunda yang ingin menghindari penipuan, aplikasi ponzi, dan sebagainya bisa bergabung pada grup Masyarakat Anti Ponzi, grup tersebut dapat di cari dengan username @masapon atau facebook.com/groups/masapon


Korban dari telegram, kebanyakan anak gadis tingkat sekolah

Korban dari telegram, banyak gadis menjual harga diri mereka
Korban apa saja yang ada dari telegram? banyak, korban penipuan, memang telegram menyediakan fitur anonim. Siapapun bisa saling ber-interaksi tanpa harus memasukan mengirimkan identitas profile lengkap mereka. Metode ini di lakukan oleh pelaku penipuan, sama seperti yang saya sebut sebelumnya. Kebanyakan korban dari penipuan adalah cewek.

Korban pornografi, ini khususnya laki-laki. Seorang laki-laki akan menjadi tidak produktif dan adiktif terhadap paparan pornografi dari telegram. Banyak dari mereka rela menghabiskan waktu untuk mencari visual yang mereka sukai. Pada laki-laki kerugian yang muncul jauh dibandingkan peremuan, dimana gangguan terjadi hanya sebatas pada phisikologis dan dapat hilang jika kebiasaan tersebut di hentikan.

Sementara itu korban pada perempuan ada pada masa depan. Di telegram banyak anak remaja yang menjual harga diri mereka, jual harga diri artinya melakukan hal eksib untuk mendapatkan keuangan. Kegiatan kotor semacam itu terkadang di landasi oleh ajakan, biasanya di grup-grup film ada mucikari yang mengajak mereka.

Kenapa anak remaja bisa tertarik? Sebab lingkaran di sana sudah terbentuk, ada teman mereka di dalam sana. Perempuan / gadis sering kali di jadikan sebagai alat untuk memperoleh keuangan, di sana mereka sebut sebagai talent. Sejauh ini, kegiatan eksib dan FWB ( Friends with benefit ) telegram sudah menghasilkan banyak korban, mereka gadis yang tangguh namun masa depan mereka hancur.

Video, foto, dan kegiatan eksib di sebar di berbagai situs pornografi di internet. Bagaimana phisikologis sanga anak bila orang tua mereka mengetahuinya, dan bagaimana pendapat bunda? yang pasti akan sangat menyakitkan hati bun, itu sebabnya anak gadis memang wajib selalu di jaga.


Hanya himbauan yang dapat di sampaikan di era massifnya konten berbahaya di era sekarang. Ada banyak sih ada Hoax, hatespeech, porn, dan lain-lain. Yang jadi masalah fokus utama adalah Hoax dan pornografi, konten jenis ini sangat masif dan berbahaya. Hoax dapat mempengaruhi sudut pandang seorang, sementara pornografi dapat merusak mental dan phisikologis korbannya.

Tagged : #telelgram #media_sosial #remaja , pada Minggu, 18 Februari 2024 06:30 WIB