Apa itu sistem cutt off charger, dan penerapanya
Ketika kita baru mengenal teknologi baterai, dan belum pernah ber-experiment dalam bidang pengukuran pastinya akan sangat khawatir saat mengisi baterai menggunakan power supply. Power supply biasanya mempunyai tegangan listrik 10-20% yang lebih tinggi daripada tegangan baterai.
Dalam proses charging memang baterai membutuhkan tegangan yang lebih tinggi daripada tegangan awalnya. Ini memungkinkan elektron dapat mengalir dan terjadi reaksi elektrokimia di dalam baterai. Proses ini akan memindahkan ion negatif dari anoda ke katoda baterai.
Tegangan yang di produksi oleh power supply biasanya terlalu tinggi. Memang sengaja di buat demikian, dengan tujuan untuk menghilangkan rugi daya dalam perjalanan. Rugi daya ini, dapat di atasi dengan menaikan tegangan output pada adaptor daya baterai.
Pada power supply yang menggunakan mekanisme fast charging biasanya teganganya 50% lebih tinggi dari tegangan pengisian pada umumnya. Tegangan listrik yang terlalu tinggi dapat merusak baterai, terlebih lagi jika arus listrik yang mengalir juga besar.
Kapan auto cuttof di butuhkan? Auto cutt off di butuhkan di saat pengisian menggunakan sistem los doll alias tidak menggunakan regulator tengangan. Dimana, baterai secara langsung di hubungkan ke power supply yang mempunyai tegangan 10-20% lebih tinggi dari tegangan kapasitas baterai penuh.
Pada saat pengisian berjalan, tegangan baterai akan terus naik mendekati posisi penuh. Di sinilah letak masalahnya, apabila tegangan baterai sudah berada pada posisi penuh, maka elektron akan tetap mengalir pada baterai karena beda potensial nya cukup jauh. Inilah yang membuat baterai jadi panas, kembung, bahkan keluar cairan.
Dari kejadian tersebut, di butuhkann auto cutt off baterai. Auto cutt of bekerja dengan cara memonitoring tegangan baterai, apabila level tegangan sudah berada di level pengisian penuh maka controller dari modul auto cutt off akan memutus aliran listrik dari power supplay.
Modul auto cutt off biasanya bisa di atur untuk tingkat penuh pengisian dan tingkat kapan harus di charger.
Di era modern sekarang, penggunaan auto cutt off sudah jarang di gunakan. Hal ini karena perkembangan teknologi chip yang cukup pesat, dengan adanya teknologi ini maka pengisian baterai dapat di kontrol dengan baik menggunakan metode floating.
Metode floating dapat dilakukan dengan cara menurunkan tegangan listrik yang di terima ke level dengan penuh baterai atau tegangan level 80%. Pada prosesnya, apabila baterai sudah mencpapi kesetaraan tegangan maka arus listrik sudah mencapai titik keseimbangan yang membuat arusnya tidak lagi mengalir ke baterai.
Sistem floating juga menjaga agar baterai selalu berada pada titik keseimbangan dan tidak mengalami penurunan tegangan akibat tergredasi dengan sendirinya. Bagaimana sih cara kerja dari sistem regulator? Gampangnya, regulator pengisian akan menurunkan tegangan yang terlalu tinggi dari power supply.
Selain tegangan arus nya juga di kontrol. Proses kontroling memlibatkan perhitungan dan sensor panas, kontroller akan mengurangi arus pengisian apabila baterai panas, dan akan menambah arus pengisian apabila baterai adem. Selain itu juga perhitungan kebutuhan daya, apabila perangkat mengonsumsi energi yang terlalu besar, maka akan besar pula energi yang di limpahkan ke perangkat.
Bagaimana sudah paham? Kalau belum paham, silakan baca kembali artikel ini dengan saksama. Bila perlu, bisa lakukan experiment pengukuran menggunakan Constan Current Regulator, Baterai Lithium Ion/VRLA, dan power supply yang berada di atasnya. Jangan lupa sertakan alat ukur.
Tagged : #elektronika #plts #diy , pada Sabtu, 19 Agustus 2023 20:29 WIB