Waspada penipuan, kenali bahaya dunia digital

virus dari bca begini.jpg

Kejahatan siber terus saja terjadi, semakin hari jumlah korban meningkat. Kejahatan siber yang terjadi dan mengincar suatu rekening nasabah, ternyata dilakukan oleh warga +62 sendiri. Begitu juga korban nya, target dan korban merupakan warga +62 sendiri.

Beginilah tantangan dan ringtangan ketika kita mulai mengadopsi teknologi digital. Pentingnya menanamkan sebuah pemahaman mengenai ilmu pengetahuan iptek. Setidaknya, mengetahui modus-modus penipuan yang sering terjadi di Masyarakat.

Modus ini beragam, tidak hanya melakukan exploitasi celah keamanan aplikasi mobile banking, tapi juga kelalaian pengguna. Salah satu kelalaian pengguna, adalah gagalnya menjaga smarthphone mereka dari serangan malware. Tapi yang di salahin malah pemerintah, atau pihak bank.

Keamanan data menjadi sangat penting di era digital. Data pengguna bisa di salahgunakan, untuk berbagai hal kejahatan. Namun, masyarakat masih belum juga sadar mengenai pentingnya keamanan data bagi diri mereka. Lagi-lagi, yang di salahkan adalah pemerintah.

Contohnya, dalam proses pengajuan aplikasi pinjaman. Baik itu ilegal maupun legal, tidak ada kepastian kalau data kita bakalan aman. Pihak pinjol bisa saja menggunakan data kalian untuk mengajukan pinjaman di layanan pinjaman lain, dan ini sangat berbahaya. Oleh sebab itu jangan pernah menggunakan layanan pinjol, semua resiko yang ada menjadi tanggung jawab anda sendiri.


Viral Aplikasi Mobile Banking BCA menampilkan Virus

Hanphone di tangan pengguna namun BCA yang di salahkan. Selama ini BCA menjadi layanan perbankan yang paling aman menurut kami, kenapa? Sebab untuk masuk ke dalam akun banking kita harus menggunakan jaringan dari simcard yang sudah di daftarkan. Kemudian, ada dua pin masuk. Pertama ada kode sms, kedua ada kode pin.

Dengan tingkat keamanan ganda tersebut, tidak mungkin aplikasi BCA bisa di retas oleh orang. Kecuali, pengguna/nasabah nya yang lalai. Contoh kasus, kemarin sempat viral dimana aplikasi bca menampilkan layar peringat virus. Nah sebenarnya, peringatan tersebut bukanlah virus.

Itu merupakan iklan dari aplikasi lain yang di install oleh pengguna itu sendiri, kemungkinan nasabah tersebut mengizinkan aplikasi yang tidak resmi berjalan di atas aplikasi lain. Padahal hal ini sangat berbahaya. Sebab, aplikasi lain dapat mengambil gambar tangkapan layar dan mengirim data sensitif ke server mereka.

Namun karena pemahaman masyarakat yang kurang memadai, BCA jadi di salahkan. Dan mereka menghujat pemerintah. Itulah jadinya, jika kita tidak mengetahui masalah sebenarnya dari suatu kejahatan siber. Banyak orang/media/layanan/kreator publik membuat narasi yang menyimpang sehingga anda menjadi salah sangka, dan melenceng jauh dari apa yang sebenarnya terjadi.

Iklan mengambang dan dapat tampil di atas aplikasi lain sudah biasa terjadi pada android. Tapi, aplikasi tersebut harus mendapatkan izin dari pengguna nya. Yang kasih izin siapa hayo? Pengguna nya sendiri, kan gobL***k.


Viral Undangan Pernikahan, Kurir Paket, File PDF berisi virus

Terlalu parno akan kecanggihan teknologi sehingga apapun di anggap virus. Metode-metode penipuan tersebut sebenarnya mengincar kelalaian dari pengguna. Apa yang mereka incar? Mereka mengincar data yang ada di hp anda. Oleh karena itu, metode penipuan seperti di atas marak terjadi di Masyarakat.

Bagaimana cara kerjanya? Pesan seperti undangan pernikahan, Kurir Paket, File PDF, sebenarnya merupakan aplikasi yang sudah di modifikasi sedemikian rupa. Namun, saat mengirim pesan nama aplikasi tersebut di samarkan dengan nama lain contohnya undangan pernikahan.jpg

Jika aplikasi tersebut di install, maka data kamu akan di kirim ke server pelaku. Tapi sebelum data ini di kirim, ada popup yang meminta izin untuk mengakses data. Nah inilah celah sisi keamanan android yang tidak pernah bisa di tembus oleh aplikasi manapun kecuali pengguna nya sendiri yang memberi izin.

Aplikasi mencoba meminta izin seperti Baca SMS, Baca kontak, Mengelolah panggilan telepon dan izin-izin lainya. Jika pengguna tanpa sadar memberikan izin, maka aplikasi akan mengirim data penting ke server mereka. Pemilik akan mencoba meng-exploitasi, karena sudah di sadap apapun yang masuk ke HP target akan di kirim ke server mereka.

Dari sinilah penipu memanfaatkan moment untuk menguras rekening bank si korban. Mereka dapat login ke aplikasi mobile banking, dan bahkan bisa mendapatkan OTP yang di kirim ke HP target. Karena sudah otomatis terforwading ke server mereka.

Dengan adanya informasi ini, kamu bisa jaga-jaga dan waspada. Jangan memberikan izin akses ke aplikasi secara sembarangan, bedakan antara aplikasi dan file lain. Terkadang orang tersebut tahu dan punya pemahaman mengenai teknologi, namun mereka lalai.


Banyak penipu mengincar kelalaian pengguna

Pemerintah fokus memblokir berbagai aplikasi ilegal dan layanan yang membahayakan bagi warganya. Meskipun sudah di blokir, layanan ilegal muncul yang baru. Kalau di blokir satu, muncul nya 5 sekaligus bahkan tak terkendali.

Kalau dari segi kerentanan sistem, menurut kami tidak ada. Android sudah menjadi sistem operasi yang cukup aman, bayangkan jika seaindainya android punya kerentanan celah sedikitpun semua bisnis google yang terkait dengan android akan musna di pasaran. Google Alfabet bisa di denda, investor mereka kabur, dan tidak di percaya oleh pengguna.

Sebagian besar tindakan penipuan atau scammer, terjadi karena kelalaian pengguna. Pengguna android sadar atau secara tidak sadar menginstall atau membaca pesan yang berisi aplikasi berbahaya, orang menyebutnya sebagai "Backdor".

Backdor kalau di terjemahkan ke dalam bahasa indonesia artinya "pintu belakang", pintu belakang sering di manfaatkan untuk meng-exploitasi suatu sistem. Aplikasi ini biasanya ter-install pada sistem operasi yang menjadi target, dan berfungsi sebagai tempat pertukaran data. Entah itu mengendalikan, menyadap data, hingga menempatakan data berbahaya lain nya.


Gimana rasanya menjadi orang awam?

Penulis tentunya pernah menjadi orang awam, kita debat kusir gak jelas, dan mudah percaya pada suatu layanan/aplikasi yang mencurigakan. Hanya sebuah pengalmaan dan pengetahuan yang akan mengubah pola pandang dari diri kita sendiri.

Ibarat kata begini, kalau belum kena batu nya belum akan jera juga. Ya sifat seperti inilah yang di miliki oleh warga kita +62, termasuk penulis sendiri. Kalau bukan pengalaman atau merasakan sendiri, mereka tidak akan percaya.

Kita seperti dibutakan oleh teknologi, dan di sesatkan oleh media pers. Media pers gak cuma sekedar media masa dari situs web berita doang. Ada banyak, kebebasan berpentdapat telah membuat informasi yang menyesatkan. Mereka yang punya popularitas, bisa saja membuat sebuah pernyataan yang menjauhkan kita dari suatu fakta yang sebenarnya.

Sebenarnya saya ingin sekali mengomentari konten kreator yang punya popularitas tersebut. Tapi saya sadar, buat apa? makin di komentari makin populer. Konten kreator yang saya sebut adalah, orang yang gak paham masalah sebenarnya dan langsung nyalahin pihak terkait tanpa keterangan yang jelas.


Akhir kata : Semua kejadian dan kegaduhan yang terjadi pasca era digitalisasi adalah tidak lain dan tidak bukan ulah masyarakat sendiri. Dari kita untuk kita, itulah dunia bisnis yang sebenarnya. Suatu isu dapat di goreng garing hanya demi mendapatkan klik dan tayang iklan.

Tagged : #penipu #penipuan , pada Kamis, 27 Juli 2023 09:43 WIB