Pengangguran banyak, kenapa masih banyak pengangguran?
Menurut BPS pada agustus 2024 ada 7.47 juta orang yang mengangur sekitar 4.9%, itu data dari BPS. Data BPS menurutku tidak terlalu valid, mereka menganggap orang yang bertransaksi yang membeli barang yang berjualan dan yang berstatus mengangur dia nggap menganggur, padahal pada kenyataanya tidak begitu demikian. Orang yang bekerja dan tidak bekerja itu sangat dinamis, dalam 1 hari nya ada ratusan ribu orang resign dari pekerjaan mereka, dan ada juga ratusan ribu orang yang masuk ke lapangan kerja.
Kenapa di indonesia banyak sekali angka pengangguranya? Kalau menurutku angka pengangguran yang terjadi di indonesia lantaran kurikulum yang di berikan di sekolah sangat tidak mendukung untuk terciptanya generasi cerdas baru yang paham seluk beluk lapangan kerja. Meskipun kita sudah belajar disiplin untuk sekolah, belajar materi A B dan C namun apa yang di pelajari di sekolah sangat jarang di butuhkan ketika sudah bekerja.
Beberapa analis menilai bahwa lapangan pekerjaan cukup banyak, tapi mencari pekerjaa yang punya kompetensi sulit. Ini juga sama, mau cari pekerja yang berkompetensi tinggi tapi gaji nya kecil, dan juga persyaratan rumut bagaimana bisa masuk dalam dunia kerja. Di tambah lagi dalam sebuah perushaan ada yang namanya calo, biasanya orang dalam lebih memasukan teman, kerabat, atau seorang yang membayar biaya tinggi dalam artian SUAP/Sogokan.
Kesulitan mencari kerja menurutku karena tentang pengalaman, latar belakang seorang menentukan pekerjaan apa yang dapaat ia lakukan, termasuk lingkungan sosial. Lingkungan sosial tempat di mana kita tinggal sering kali tidak mendukung untuk menciptakan pekerja baru.
Apa yang aku bilang memang terbukti, kini lihat sosial media dengan mudah mengedukasi dan menciptakan generasi content creator baru sebagai pekerja di bidang sektor kreatif. Itu baru sosmed dan internet, bagaimana pengaruh lingkungan tempat tinggal kita sekarang?
Hanya sedikit berkontribusi dalam memberikan lapangan pekerjaan serta pengalaman kerja. Aku ketika baru pertama kali lulus SMK, memang mempunyai sedikit pengetahuan selama masa praktek kerja lapangan ( magang ) di salah stu bengkel Beling Elektro.
Namun, ilmu yang aku dapatkan hanya sebagian kecil dari sebagian besar pengetahuan yang harus di pelajari. Misalnya bagaimana mendirikan CV/Badan Usaha, permodalan, dan skill lain yang harus di pelajari, jadi intinya untuk dapat bekerja setidaknya ada pengetahuan yang harus kita dapatkan.
Sementara, sekolah tidak berkontribusi memberikan itu. Pendidikan formal hanya mengajarkan siswa untuk mempelajari sesuatu materi, cara berhitung, serta ketekunan belajar. Di era modern itu semua sangat jarang di perlukan di dunia kerja, dunia kerja sebenarnya membutuhkan kemampuan belajar yang ada hubunganya dengan dunia kerja.
Setelah sekolah 9 tahun, untuk dapat bekerja seorang harus magang, mengikuti kursus, atau berkuliah. Pada dasrnya akan lebih banyak lagi habis keuangan hanya untuk kegiatan belajar yang di mana dampaknya terhadap kesuksesan kecil, kalau menurutku. Pelajaran sekolah itu cukup 6 tahun saja, di maana selama 6 tahun proses belajar nya adalah menghafal, mengenal, mengingat, dan belajar absrak.
Kadang kita punya keterbatasan dalam belajar, seperti pada Guru matematika dan Fisika, dia menjelaskann sebuah materi dengan cara A, kemudian memberikan soal yang sama sekali berbeda dari apa yang di jelaskan, sementara di dalam bab buku tersebut tidak di ajarkan secara explisit mengenai bagaimana cara melakukan perhitungan. Sehingga wajar generasi sekarang sulit untuk menguasai pelajaran, bahkan matematika tersebut hanya sebagian kecil yang di terima saat bekerja.
Masalah lain yang terjadi dan menyebabkan jumlah pengangguran meningkat, kebutuhan perusahaan di lapangan kerja indonesia terlalu rumit. Banyak perusahaan lebih mengejar orang dengan beragam skil kompetensi demi di manfaatkan sebagai budak, bukan mencari spesialis yang memang berpengalaman dalam bidangnya.
Persyaratan yang rumit bikin kita sulit masuk ke perusahaan, apalagi perusahaan terkadang nggak mampu memberikan upah yang sesuai dengan jam kerja. Orang bekerja 16 jam sehari, hanya mendapat gaji sekitar 2.5 jutaan atau yang paling tinggi sekitar 3 juta rupiah.
Di sisi lain pemerintah sangat tidak pro terhadap rakyat keccil, di sisi kita sulit mencari pekerjaan pemerintah malah menaikan harga PPN dari 11% jadi 12%. Kenaikan harga PPN menjadikan biaya hidup jadi lebih mahal, perusahaan barang dan jasa membeli bahan kena tambahan PPN 1% mau gak mau harus mengatur ulang markup harga jual karena modalnya bertambah.
Sebelum produk di jual ke konsumen ada akomodasi berupa cargo, trucking dll, pemerintah juga menaikan pajak kendaraan dengan memberi tambahan opsen sebesar 66% dari total pajak yang di bayarkan. Tentu saja ini menyebabkan kenakan dari harga jasa antar barang, ongkos kirim bakalan jadi naik, pada akhirnya barang di jual ke konsumen akhir dengan harga HET eceran yang sudah di tambah dengan markup harga PPN 12%.
Apa artinya bagi pencari kerja/pengangguran? Mereka akan kesulitan mendapatkan kehidupan yang layak, kalau kita kurangi jumlah kebutuhan hidup pasti produktifitas bakalan menurun. Kadang ngantuk di malam hari, tidak bersemangat, kurang tenaga, mudah sakit, dan lainya.
Aku sudah mengalami betapa sulitnya mencari pekerjaan, nggak ada pengalaman, nggak ada apapun. Kalau adiku sendiri sudah bekerja sebagai pekerja Steam Mobil, hanya aku sendiri yang nggak ingin mengikuti jejak kaki bapak. Karena pekerjaan tersebut sudah membuat keluarga bapak MISKIN selama 20 tahun.
Aku sebagai anaknya benar-benar merasakan kehidupan yang miskin, tidak bisa jajan ini jajan itu, nggak bisa beli barang impian, bahkan ketika sekolah tidak di kasih ongkos dan uang jajan, begitu juga ketika SMA aku di suruh cari sendiri, kalau bapak ngajarin cara nyari duit dan bertahan hidup sih iya.
Tapi ini di jaarin nggak, di kasih uang nggak, makanan cuma MIE TELOR MIE TELOR, nambah angka pengangguran bagi orang miskin yang susah banget bangkit dari dari keterpurukanya. Kkalau kita lihat banyak orang kaya baru sekarang bisa bangkit dan keluar dari kemiskinan karena sosial media.
Internet telah melahirkan orang kaya baru, tiktoker terkenal, youtuber terkenal, pebisnis handal, dan banyak lagi. Sementara pemerintah? Mengkorupsi dana pembangunan BTS, dan itu memperlambat kemajuan di indonesia. Pada dasarnya kebijakan pemerintah sangat tidak mendukung rakyat kecil, akhirnya mereka harus berusaha dan mencari sendiri.
Tagged : #Pengangguran #Pekerjaan #Freelance , pada Minggu, 29 Desember 2024 22:17 WIB