Belanja server produk indonesia vs luar negeri

Ini adalah cerita ketika saya memulai bisnis online, dan jadi freelancer. Sebagai freelancer saya wajib mempunyai website/blog guna membagikan tulisan, mempromosikan jasa, dan berbagai hal lain. Blog membutuhkan server/hosting, oleh karena itu saya memutuskan untuk menyewa hosting server yang murah.
Di indonesia cukup banyak penyedia hosting server eceran, harganya cukup terjangkau, spesifikasi yang di tawarkan tak kalah menarik. Saya mendapatkan paket spesial, yaitu Rp 100.000 per tahun dengan kapasitas 1GB disk space, 200-500MB speed, 0.75 Core vCPU atau setengahnya.
Paket ini saya gunakan selama setahun, dan terbukti mampu ketika blog mengalami peningkatan jumlah pengunjung 10-20rb per hari. Di sini saya hanya bertahan selama 1.6 tahun, pada tahun berikutnya paket server yang saya beli sering kali mengalami gangguan. Saya sering mengakses alamat dashboard blog, bahkan sehari bisa mencapai 80-100x kunjungan dan lebih dari itu untu refresh page.
Di sinilah permasalahan terjadi, beberapa kali saya mengalami server tidak dapat di hubungi. Halaman cloudlfare menunjukan timeout ketika mencoba menghubungi server terkait, permaslahan ini sudah saya laporkan penyedia hosting terkait. Tanggapanya cukup lama, butuh 1-2 jam baru tiket di balas. Dan ketika tiket di balas mereka tidak dapat melakukan investigasi mendalam terkait error yang saya laporkan.
Hari-hari selalu saja bermasalah, akhirnya saya pindah ke VPS. Bagian pertama kali mencoba VPS yang di sediakan oleh idcloudhost, di lihat dari segi harga cukup murah dengan spesifikasi seperti itu. Di IDcloudhost saya gak bertahan lama, hanya menghabiskan kredit 50.000. Entah kenapa ketika install panel atau install apapun selalu bermasalah di VPS Idcloudhost.
Di tambah lagi tidak bisa login via password, saya sudah sampaikan ke team cs. Sudah lama di sampaikan keluhan tersebut, mereka hanya menjawab akan di perbaiki. Seminggu lebih saya datang kembali, masalah serupa juga sama tidak bisa login ke konsol menggunakan password. Kesal dengan idCloudhost akhirnya saya berpindah ke DigitalOcean.
Uniknya pertama kali menggunakan server VPS DigitalOcean langsung berhasil, dari segi harga DigitalOcean bahkan jauh lebih murah. Mereka menawarkan spesifikasi yang lebih tinggi dari IDcloudhost, dan harga yang lebih murah di bawah 100 ribu.
Saya bertahan cukup lama di server DigitalOcean bahkan client saya pasangi server sana semua, harganya relatif murah untuk paket standar 1GB RAM, 2Core vCPU, 20GB storage di hargai Rp 78.000 per bulan nya. Harga ini berdasarkan kurs dolar pada masa itu, di bandingkan VPS idcloudhost mereka menawarkan harga lebih murah yaitu Rp 50.000 sayangnya spesifikasi nya jauh lebih rendah.
Setahun menggunakan DigitalOcean, pada tahun 2024 pembayaran VPS saya mulai di kenai pajak PPN. Dari sini saya berfikir tagihan meningkat, pemerintah sudah mulai menerapkan kebijakan ini, harganya malah jadi nggak terlalu murah lagi. Pajak yang di tetapkan gak tanggung-tanggung 11% dari total harga, yang di mana harga pada masa itu sudah naik yakni 98rb lebih dengan tax harus membayar 105ribu lebih.
Pajak ini cukup memberatkan bagi saya, di beberapa kasus saya mengambil keuntungan sedikit dari client. Kalau harga server sudah di kenai PPN maka lebih kecil keuntungan yang bisa di ambil, sampai akhirnya saya menemukan server yang setera dengan DigitalOcean, dengan spesifikasi yang lebih besar lagi.
Harganya 9.99$ anggaplah 10$, spesifikasi yang di tawarkan 2 Core VCPU, 4GB RAM, 2TB network/month, dan 500MB speed internet TEST. Server ini cukup murah karena tidak di bebani pajak PPN oleh negara, menurut saya kenapa negara malah mengenai PPN Untuk produk internasional ini. Saya tidak membeli produk ini dalam bentuk IDR melainkan dolar.
Di sisi lain saya harus menghadapi kurs dolar yang terus berfluktiatif, selama saya membeli server luar IDR gak pernah turun, malah terus naik. Hingga hari ini per dolarnya bisa mencapai Rp 17.000 atau Rp 16.850, nilai ini di dasarkan oleh nilai tukar KURS saat saya membeli dolar bukan KURS rate yang tersedia di penelusuran.
Karena IDR terus melemah, uang belanja server tidak ada bedanya dengan harga server domestik. Namun saya masih tetap bertahan di server luar negeri, dengan datacenter terletak di singapore, saya rasa itu cukup aman. Alasan saya bertahan server ini lebih minim kendala, dalam setahun itu bahkan sangat jarang komplain ke CS.
Server nya berjalan dengan mulus, nggak pernah sekalipun harus menghubungi CS karena permasalahan tertentu. Beda banget dengan server indonesia, seminggu atau setiap bulan pasti mengajukan komplain. Setiap komplain yang di ajukan tidak pernah di tanggapi dengan baik, ada yang menanggapi ada juga yang hanya copy paste template, mereka gak ngerti masalah yang terjadi.
Sampai saat ini saya masih bertahan dengan server luar negeri. Harganya terus di tekan oleh pelemahan harga rupiah, namun saya masih cukup berusaha untuk mendatangkan keuangan sumber eksternal agar tidak harus mengkonversi IDR menjadi USD untuk dapat membeli server ini. Salah satu cara yang saya lakukan adalah mengoptimasi pendapatan iklan target luar negeri, CPM nya lebih besar dan sesuai untuk harga di sana.
Tagged : #Server #Hosting , pada Minggu, 13 April 2025 15:32 WIB