Kenapa netzme berubah jadi aplikasi payment bukan sosmed lagi?
Kalau kalian pengguna netzme dari awal pasti mengetahui sejarah aplikasi netzme, netzme merupakan layanan pembayaran yang menggabungkan fitur sosial media di dalamnya. Aplikasi netzme pertama kali rilis pada tahun 2016 berdasarkan tanggal yang tercantum di playstore.
Aplikasi ini mendapatkan popularitas yang tinggi berkat layanan sosial media mereka, serta fitur-fitur yang ada di dalamnya. Pada tahun 2017 hingga tahun 2019, jumlah pengguna netzme terus meningkat, pada saat itu netzme berhasil mendapatkan 1 juta pengguna pertama mereka.
Ini terlihat dari Netzme Official yang sebelumnya hanya mencapai ratusan ribu follower bisa mencapai 1 juta pengikut. Pada layanan sosial media yang di kembangkan, tim kreatif nezme sering kali mengadakan event perlobaan dalam rangka kreatifitas konten.
Namun seiring waktu saya akhirnya menyadari, kalau event tersebut sebenarnya tidak fair. Karena setiap ada event baru, sering kali pemenangnay adalah berdasarkan kriteria siapa yang punya kemampuan finasial yang lebih besar, tim kreatif gak memilih siapa yang paling kreatif tapi di nilai dari seberapa banyak transaksi yang di hasilkan dari event tersebut.
Bos Mardani, Deny, Farieka, Bu Nunung, Cha, dan lainya pernah menggunakan aplikasi ini. Orang-orang ini sering sekali nangkring di halaman top fans kreator netzme, dan sering juga di juluki sebagai sultan netzme. Kenapa mereka bisa terus-terusan mendapatkan hadiah? Karena jumlah spending dari akun-akun tersebut sudah lumayan tinggi.
Netzme mengandalakan pendapatan dari transaksional perputaran uang di dalam aplikasi mereka. Trulike, Trugames, Penjualan tiket, Penjualan PPOB, Transfer bank. Namun, layanan sosial media netzme menghasilkan pendapatan yang signifikan, apa lagi ketika ada event pasti jumlah transaksionalnya akan jauh lebih besar daripada hadiah yang di bagikan.
Pada beberapa tahun lalu, netzme mengadakan fitur jackpot yang hadiahnya 1 juta rupiah. Fitur ini sukses menggaet lebih banyak pengguna, banyak orang mulai tertarik menggunakan netzme. Mereka datang, bukan karen ingin menggunakan fitur netzme sebagai layanan pembayaran, akan tetapi ingin mendapatkan penghasilan.
Pada waktu itu, netzme bahkan bisa memberikan jackpot 1juta per hari, namun seiring waktu waktunya di mundurkan, mulai dari 2 hari sekali, 3 hari sekali 1 minggu sekali, hingga 1 bulan sekali. Saya bahkan memutar spining siang malam, hampir setiap hari gak pernah mendapatkan jackpot nya netzme.
Ya jelas saja, spending di akun saya pada waktu itu Rp 0, paling sehari cuma keluar 3000 atau mungkin 10 ribu. Itu juga uangnya berasal dari trulike yang masuk, serta komisi yang di kumpulkan dari referal.
Jawaban ini hanya berdasarkan asumsi/opini, bukan dari laporan nyata. Hanya sebuah asumsi, jadi kamu bisa tebak sendiri.
Kenapa netzme menutup layanan sosial media mereka?
Kalau di lihat dari 3 tahun terakhir, isi postingan dari sosial media yang di buat oleh netzme sama sekali tidak mencerminkan konten kreatifitas. Kebanyakan orang memanfatkan fitur ini untuk nyampah, hampir semua foto di unggah ke layanan netzme hanya untuk mendapatkan trulike.
Selfie upload, screnshoot upload, bahkan nezme memunculkan fitur yang di sebut dengan Hastag. Di mana postiingan dengan suatu hastag yang mempunyai nilai transaksi truelike tertinggi akan berada di level atas.
Tapi yang mau kita bahas, adalah fitur Trugames & TrueQuiz nya, meskipun fitur tersebtu hanya sebagai fitur permainan biasa. Tapi orang-orang yang berada di dalamnya memanfaatkan fitur ini untuk melakukan perjudian.
Bagaimana itu bisa terjadi? Begini, contohnya truquiz... Salah satu fitur yang memungkinkan kreator untuk membuat sebuah pertanyaan, lalu orang lain menjawab. Modelnya taruhan, kalau jawaban benar, maka uang yang di taruhkan akan di tambah dengan keuntungan, jika kalah maka persentase uang sebagian akan di kembalikan dan sebagian lagi tidak.
Saya belum tahu rumus yang di pakai seperti apa, tapi ada orang dengan kemampuan finaansial yang lebih tinggi meletakan dana di jawaban yang benar untuk mendapatkan keuntungan 100% dari orang yang menjawab salah. Ya jelas, mereka untung, terkadang pertanyaan bukan di buat berdasarkan ilmu pengetahuan.
Akan tetapi sering kali di buat berbasis jebakan, menjebak orang biar salah agar pembuat Truequiz mendapatkan keuntungan. Dan pemjawab TrueQuiz yang salah akan mengalami kerugian, sementara itu ada orang lain yang di minta untuk mengumpulkan pundi-pundi sisanya.
Mungkin karena hal itu yang menyebabkan netzme menutup sebagian layanan fitur permainan mereka, sekarang ini OJK dan Kominfo lagi gencar-gencarnya memonitor aplikasi apapun yang menyediakan dan memfasilitasi gambling dapat di tutup dan di cabut izin operasionalnya.
Netzme bangkrut dan butuh dana segar
Dari tahun 2019, netzme terus mencari crowfounding, CEO nya langsung menyampaikan PERS kalau layanan mereka ingin melakukan IPO pertama kali guna mendapatkan dana segar. Buat yang belum tahu apa itu IPO (Initial Public Offering), IPO adalah penawaran perdana saham perusahaan di pasar modal ( Bursa Efek indonesia ).Jadi kepemilikan perusahaan akan di pecah, sebagian saham nya akan di jual di pasar modal. Sehingga memungkinakn netzme untuk mendapatkan dana segar dari investor. Namun seiring waktu saya belum terdengar kabar apapun dari netzme, perushaan tersebut masih terdaftar sebagai perushaaan private belum terbuka ke publik.
Asumsi ini, kemungkinan netzme mengubah target strategi mereka untuk mendapatkan dukungan lebih banyak serta tidak ingin terlibat lagi dengan perputaran uang di dalam aplikasi mereka yang di sebut-sebut seperti Gambling.
Saat ini layanan pembayaran atau E-Wallet digital sedang populer, E-wallet sering kali menawarkan biaya yang lebih rendah dari bank konvensional. Misalnya, untuk membayar belaja kamu bisa pake E-Wallet dengan biaya lebih rendah 1.5% - 3% per transaksi.
Untuk transaksi dalam jumalh kecil biaya tersebut jauh lebih rendah daripada transfer bank/virtual account yang dimana harganya mencapai Rp 4000/per transaksi. Jadi gak heran kalau E-wallet sering kali di pake oleh orang modern untuk membantu mempermudah transaksi mereka.
Meskipun saat ini sudah ada produk bank digital, kini menjadi persaingan baru antara e-wallet dan bank digital. Tapi jumlah penduduk indonesia setiap tahun kian bertambah, ada orang menginstall lebih dari satu E-Wallet untuk mendapatakn limit transaksi yang lebih tinggi, jadi gak heran aklau bisnsis E-wallet lebih menguntungkan.
Penyedia layanan pembayaran digital mendapatkan keuntungan dari penyediaan layanan tersebut. Mereka mendapatkan fee komisi dari setap transaksi merchant melalui aplikasi mereka. Dan netzme sedang mengejar hal ini, sekalian untuk memenuhi persyaratan IPO yang di idam-idamkan oleh Netzme sejak lama.
Jika di lihat dari perkembangan terbaru mereka, mengembangkan layanan sound box. Soundbox sendiri merupakan layanan ter-integrasi dari netzme yang fungsinya dapat di gunakan untuk memonitoring apakah seorang sudah membayar atau belum. Bagi kalian yang anak IOT ( Internet Of Things ) pasti tidak asing dengan alat ini.
Selama ini pembayaran QRIS dapat di palsukan, karena kita sering kali melihat layar tangkapan konsumen sebagai bukti tapi tidak melihat transaksi yang masuk. Ya cukup sulit untuk melihat transaksi masuk, bisa di bayangkan sebuah toko kelontong yang punya banyak sekali konsumen, mencari dan melihat transaksi satu per satu sangat menyita waktu. Mungkin Soundbox jadi solusinya.
Di lihat dari produknya terdapat suara yang keluar dari perangkat tersebut, dan juga angka yang muncul di layar berupa angka yang di bayarkan serta amount of saldo. Ini mirip sekali seperti layanan trakteer, kalau kamu paham layanan trakteer/Saweria juga dapat di aplikasiakn menjadi soundbox. Mereka menyediakan API integrasi untuk perangkat IOT, seperti arduino, ESP32, STM32 dan sejenisnya.
Karena saking populernya layanan payment online, dan jumlah transaksi mereka lumayan tinggi di era sekarang. Kami sampai membuat layanan donasi sendiri, PINK.MY.ID, dulunya hanya sebatas layanan penyingkat URL saja. Namun kini di ubah jadi layanan Donasi online, marketplace, dan penjualan akses ke produk digital.
Jawaban di sini hanya berdasakan asumsi, kita gak tahu apa yang terjadi sebenarnya. Tapi kalau melihat era sekarang, sangat berbeda banget dengan masa lalu. Kalau dulu saya bahkan beli webhosting bayarnya pake Pulsa. Kalalu sekarang, ada banyak sekali layanan payment di indonesia.
Tagged : #Netzme #Fintect #E-Wallet , pada Selasa, 01 Oktober 2024 20:51 WIB