Grup komunitas Facebook, platform buruk yang pernah saya temukan

Grup Faceboook

Dari sejak dulu, aku udah pernah bergabung ke grup komunitas facebook. Grup pertama komunitas hobi, dan komunitas meme. Dulu sih grup fb ini paling populer, hampir setiap posting bisa mendapatkan tanggapan dari audience anggota grup.

Tapi, sejak itu juga aku mulai menyadari ternyata beberapa grup fb memoderasi postingan. Sebenarnya gak ada masalah dengan moderasi, tapi moderasi postingan ini membuat kita tidak punya kebebasan dalam mempublikasikan sesuati di grup tersebut.

Padahal kita sendiri merupakan kontributor aktif, kita berkontribusi melalui komentar, tanggapan, bahkan share. Artinya kita juga turut membantu grup tersebut growt, tapi sayang banget nih dari sekian banyak grup yang aku ikuti, semunya punya sistem yang sangat menyebalkan.

Ketika kita mau memposting sebuah postingan di grup, kita pastinya sudah melakukan riset. Riset dulu bagaimana tata-cara memposting di grup tersebut, kita menghindari penggunaan kata-kata yang memancing keributan, kata-kata yang di blokir, serta mematuhi aturann grup terkait.

Membuat karya tulis nya gak mudah sih, kita harus menulis dulu, lalu di sunting, kemudian di baca kembali. Atau mungkin untuk meme, kita harus edit gambar, cari materi, lalu di edit. Begitu mau di terbitkan di posting di grup terkait, postingan yang kita terbitkan tidak di setujui oleh administrator.

Ini ketimpangan yang menurutku sangat menjengkelkan. Gimana nggak, untuk memposting di sebuah grup kita butuh effort, waktu yang alokasikan tentunya tidak gratis donk. Ketika postingan kita di tolak, di sini berasa seperti sakit hati. Rasanya seperti grup tersebut bukan bagian dari kita, walaupun kita aktif berkontribusi itu ternyata hanya menguntungkan owner grup tersebut.

Grup nya jadi rame, banyak interaski, dan tumbuh berkembang. Kita hanya kelompok minoritas yang tidak mendapatkan kesempatan/keadilan. Pengalaman yang paling parah itu ketika kita cumam mau memposting, tanpa kesalahan apapuun, tiba-tiba di blokir/di banned sama owner nya.

Saya memposting keluh kesah di grup pencita kuncing ( cat lover ), disini saya bercerita mengenaai keluh kesah serta informaasi bermanfaatlah yah. Ada gambar + caption yang berisi kurang lebih 800 kata, butuhu waktu sekitar 2 hari bagi saya untuk menulis artikel tersebut.

Lalu saya sangat exicted, kemudian di publikasikan ke grup cat lover. Saya menunggu nih, kapan di approve, setelah 5 menit saya bingung kok semua notif dari grup ini hilang. Setelah saya cari, ternyata saya di blokir dari grup tersebut. Owner nya main se-enak jidat, kita nggak melanggar, kita gak ada salah apapun tiba-tiba saja di blokir.


Sama hal nya denagn grup affilate program milik Lord Tendy, saya sih sebenarnya cuma mau bertanya. Pertanyaan yang simpel banget, "kenapa sih orang-orang suka memposting link affilate yang di shortlink". Sekilas post tersebut gak melanggar apapun, bahkan rules grup sama gak melanggar.

Selteah 1 jam, betapa kecewa nya saya ternyata di blokir/banned di grup terkait. Saya tidak bisa menemukan grup itu lagi di akun pertama. Ketika di cari menggunakan akun lain grup nya masih bisa di lihat, inilah kekecewaan saya pada grup fb komunitas besar.

Fitur moderasi ternyata tidak di pakai dengan sesungguhnya, bukan untuk mengantisipassi penggaran komunitas, melainkan untuk mencegah orang agar tidak memposting. Kalau di lihat dari grup populer, hanya sebagian postingan anggota yang di terima.

Akhirnya saya punya kesimmpulan sendiri, sebelum join ke grup komunitas. Saya harus melihat jumlah member nya dulu, dan jumlah postingan per minggu. Kalau jumlah postingan per minggunya rendah, sementara anggota member nya banyak, berarti grup tersebut diskriminatif, dan tidak mengizinkan orang untuk memposting.

Kebebasan tidak akan ada di grup tersebut, buat apa kita bergabung di sana. Lebih baik kita mendirikan grup komunitas sendiri, dan biarkan. Saya sendiri lebih prefer membuat grup komunitas mandiri, dibandingkan ikut grup orang lain. Sebenarnya simpel sih, kia harus mengizinkan orang punya kebebasan.

Asalkan postingan yang di terbitkan tidakk memancing keributan, tidak mengejek merendahkan, bukan ujaran kebencian, bukan polistik sarah atau rarsi. Dan masih masuk sesuai konteks/topik grup. Itu saja sebenarnya, kebanyakan grup fb jaman sekarang hanya jadi sebuah simbol doang.

Owner nya di untungkan, karena membernya banyak. Tak sedikit grup fb besar dengan anggota mencapai ratusan ribu orang, malah di pakai oleh owner untuk diri nya sendiri memposting. Memposting share postingan pribadi, tujuanya biar enggagement dan interaksi naik di akun mereka. Halah bulshit..

Kita join ke grupk komunitas itu bukan untuk melihat owner, tapi untuk memposting, berkomunikasi, mnedapatkan informasi. Tujuanya sederhana, karena owner punya kebebasan jadi kita sendiri yang menerima resiko. Jaman sekarang, buat apa join ke grup komunitas besar, cuma jadi follower doang.

Ketika kita udah senang, jadi kontributor aktif, mau posting tiba-tiba di tolak/dibanned. Nggak ada salah, nggak ada sebba, cuma posting doang bisa kena banend. Banyak yang memberlakukan grup fb seperti itu, member nya rame, postingan rata-rata interaksinya tinggi.

Saya udah mengalami sendiri, termasuk grup Meme & Rage comic, keluh kesah lele berulah, Power Amplifier Class D, Ngeluh Ngesah Nganggur, KBD, dan grup-grup lain. Sampai saya sadar, oh sebenarnya kita butuh loh media. Media temapt kita untuk memposting sesuatu yang bisa di lihat oleh orang lain. Tanpa harus terikat oleh grup komunitas manapun.

Sampai sekarang, saya sama sekali tidak lagi aktif untuk bergabung di grup manapun. Percuma, hak kita untuk memposting sudah pasti nggak ada. Jadi bergabung grup fb itu hampir gak ada gunanya, kecuali kalau kita mamu habsin waktu hanya untuk membaca postingan orang lain.

Tagged : #faccebook , pada Minggu, 23 Maret 2025 20:56 WIB