Keinginan yang ingin aku capai di tahun 2026

Aku ingin menikah di tahun 2026 Ya Allah

Kesehatan gigi telah membuatku menjadi seorang yang suka menyendiri, pendiam, dan kurang percaya diri. Waktu SMP aku punya masalah kesehatan gigi, hanya bisa di pendam tanpa bisa memiliki kesempatan untuk berobat. Aku mempunyai gigi yang saling tumpang tindih, susunan yang tidak rata ini menyebabkan banyak sekali masalah kesehatan mulut.

Di sisi lain, kebiasaanku yang cukup jarang menggosok gigi juga jadi masalah. Ya memang begitu, tapi setiap hari aku selalu menggosok gigi ketika mandi. Terkadang aku menggosok gigi menggunakan rinso, sabun mandi, atau tanpa detergen di karenakan nggak ada pasta gigi sama sekali.

Hidupku terasa begitu sulit, apalagi terlahir dari keluarga miskin. Kebutuhan gizi aku nggak terpenuhi, begitu juga masalah kesehatan. Sejak kecil bukan hanya kondisi gigi yang tidak rata dan berlubang, akan tetapi aku punya riwayat penyakit lain.

Dokter pun tidak bisa memprediksi gejala penyakit apa ini. Setiap bulan, aku pasti jatuh sakit, ketika sakit aku menghasilkan lendir yang sangat banyak, muntah sepanjang hari, mengalami sakit maag yang sangat insten, dan demam. Tapi itu hanya berlangsung selama 24 jam, setelah lewat 24 jam tubuh sudah mulai pulih dan berangsur membaik.

Penyakit ini pertama aku rasakan ketika umur 5 tahun, dan terus ber-ulang seiring waktu. Saat masa sekolah, seharusnya dalam 1 bulan aku punya absensi yang lengkap, jarang nggak masuk sekolah. Tapi, penyakit ini membuatku harus alfa setidaknya 1 kali dalam 1 bulan.

Saat ini mungkin sudah puluhan kali aku menderita penyakit tersebut, gejala nya memang tidak terlalu berbahaya. Sama seperti demam pada umumnya, tapi yang aneh adalah muntah selama 12 jam, dan aku selalu memuntahkan semua isi lambung. Tidak ada yang bisa masuk ke dalam perut, semua minuman yang di minum pasti akan di muntahkan.

Aku tidak tahu itu apa, tapi ketika aku sudah melek dunia medis, rupanya asam lambung meningkat. Cukup wajar jika semua minuman yang aku minum, harus di muntahkan kembali setelah 20 menit berada di lambung, itu karena kontaminasi asam lambung yang sangat tinggi, hingga memicuh kontraksi dan menyebabkan muntah.


Penyakit ini terus menyelimuti hidupku, dan telah membuatku tak bisa jauh dari keluarga. Sekarang 26 tahun sudah, namun di umur 20 tahun aku menderita penyakit lain. Ini sangat membuatku down sekali, aku menderita penyakit Otitis Media Sapuratif Kronis.

Penyakit infeksi telinga tengah yang di mana sudah mencapai tahap kronis, ternyata riwayat sebelumnya yang sering sakit dan bersin menyebabkan infeksi menjalar hingga infeksi telinga. Aku baru sadar, kalau kejadian tahun 2015 ( di mana aku bisa mendengarkan suara bising ) dengan telinga kanan. Rupanya, telinga tersebut sudah mengalami pengurangan sensitifitas pendengaran yang sangat amat jauh.

Penyakit ini baru di deteksi pada tahun 2019, ketika telingaku mengalami penumpukan cairan dan serumen aneh, dari Puskesmas di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah. Sebenarnya RSUD ingin merujuk ke rumah sakit palembang untuk di lakukan operasi bedah pembersihan ( timpanoplasti ), tapi karena nggak ada uang. Jadi hanya di abaikan, susah sekali hidup di jamanku, uang nggak ada jangankann buat sekolah makan pun sulit.


Penyakit lama belum juga selesai, meskipun tanpa gejala itu telah membuat aku sedikit kesulitan dalam mendengar. Aku kesluitan mendengarkan lawan bicara di tempat terbuka, kesulitan mendengarkan pembicaraan guru di sekolah, hingga di cap sebagai seorang yang lambat berfikir oleh salah satu guru di SMK.

Setelah lulus dari SMK, aku tak punya uang satu persenpun. Dan pada masa itu, kesehatan gigi jadi menurun, aku pun nggak tahu kenapa GIGI yang selama ini baik-baik saja tiba-tiba menjadi rapuh dan keropos. Makin hari keroposnya makin banyak, bukan cuma keropos aku punya lubang gigi yang sudah sangat parah dan sangat besar.

Lubang tersebut sudah di tumbuhi oleh daging atau di sebut juga dengan Polip Pulpa. Gigi berlubang ini sudah ada sejak jaman SMP, tapi ya karena miskin aku sama sekali nggak punya kesempatan apapun untuk mendapatkan perawatan, pengobatan, dan akses ke layanan kesehatan.

Kalau cuma layanan kesehatan umum ada jamkesmas atau kartu indonesia sehat ( KIS ). Tapi selama menggunakan kartu itu, dokter hanya mengobati apabila ada keluhan sakit, tidak akan bertanya lebih jauh dan tidak akan mengulik lebih banyak mengenai masalah kesehatan serta tidak akan memberikan rekomendasi penyembuhan. Dokter hanya bertanya, keluhanya apa sakit apa, lalu di resepkan obat.

Aku merasa tidak percaya diri, lebih banyak berdiam di rumah, melewatkan waktu dan kesempatan untuk mencari pengalaman kerja. Udah jatuh tertimpa tanggga pula, aku punya masalah kesehatan, di sisi lain aku nggak punya apapun termasuk kendaraan yang bikin aku sangat terisolasi di rumah.

Sebenarnya aku pingin keluar sih, tapi keluar ke mana? Ke sekolahan nggak mungkin lah aku sudah lulus, terus ke sana nya pakai apa. Dulu pernah kena bulying dengan istilah kata planga plongo, jadinya aku takut kalau keluar, aktifitas apa yang di lakukan. Teman sudah nggak ada jauh-jauh semua, kendaraan nggak ada, uang nggak punya.

Hanya berdiam diri di rumah sambil bermain facebook, aku nggak pernah di beri uang lagi sejak lulus sekolah dan tamat SMK. Jadi aku harus berusaha mencari uang di internet, bermain aplikasi gratisan, dan lain sebagainya, walaupun terkadang zonk juga.

Sebenarnya aku nggak di beliin HP oleh orang tua, aku berusaha banget untuk mendapatin HP. Mualai dari mencari HP bekas, tanya temen-temen di sekolah kali mereka punya. Di jamanku dulu, di kelas itu nggak ada satupun teman yang pegang HP android. Semuanya pada nggak punya, hanya ada sebagian yang pegang HP android.

Baru setelah kelas 3 SMK baru ada semua hp android nya, jadi aku bisa beli HP dengan cara menabung 80-90% uang makan siang saat magang. Rela aku nggak makan siang hanya demi beli HP, terkadang nggak sanggup, banyak tenga habis karena bekerja, tapi nggak dapat asupan makanan, apalagi aku nggak sarapan di pagi hari.

Dengan semua kekurangan, masalah kesehatan, dan kemiskinan yang sangat akut yang aku alami, di rumah juga mengalami sebuah masalah batin yang sangat mencengkam. Setiap hari pasti ada keributan di rumah, nggak ada ketenangan, selalu saja ada keributan. Bapak kalau marah pasti ngusir, dan menyebut segala jenis sumpah serapahnya yang menusuk hati.


Jujur saja aku ingin bangkit dari keterpurukan ini, aku ingin menikah, aku ingin punya keluarga sendiri. Tapi aku trauma dengan kemiskinan yang di alami oleh bapak, kemiskinan membuat keluarga bapak tak berkembang. Contohnya, dari semua anak bapak hanya satu yang melek teknologi yaitu aku sendiri.

Adiku semua nggak bisa, namun sayan beribu saya aku nggak mendapatkan dukungan dari seorang ayah. Sama sekali nggak, aku ngga di kasih uang untuk experimnents pribadi atau belajar intinya yah, nih uang buat beli komponen elektro atau beli barang hobi mu. Nggak pernah gitu, bahkan mau beli solder pun susah setengah mati, aku harus menabung agar bisa membeli alat tersebut.

Alih-alih aku di ajarin, di berikan arahan agar bisa belajar, malah di manfaatin. Setiap ada barang rusak aku yang di suruh perbaiki, tapi masalhanya nggak di kasih uang. Aku di minta megakali barang rusak gimana caranya biar bisa benar kembali. Yang bikin aku semakin benci dengan bapak.. Gimana ceritanya, kalau mesin pompa air bunyi dan di temukan bearing nya yang rusak dan oblak ya di ganti.

Mana bisa di akali, kalau di akali malah tambah rusak ancur. Kelam sekali masa lalu yang aku alami, tapi beruntungnya aku bisa bertahan hingga sekarang tanpa melakukan suicide. Aku hidup berada dalam tekanan, tekanan sosial, tekanan batin, tekanan keluarga, dan serba kekurangan. Di mulai sejak aku SD hingga menginjak bangku Sekolah SMK.

Wajar jika aku bodoh, sekolah jadi satu-satunya tempat untuk menimba ilmu dan mengharapkan lebih dan pinter dari sekolah. Padahal ilmu pelajaran itu di dapat dari rumah, dari orang tua, atau dari bimbel, tak heran setiap kali belajar Guru selalu memberikan PR ( Pekerjaan Rumah ) agar muridnya bisa belajar di rumah.

Tapi orang tuaku miskin, mana bodoh lagi. Aku ngak ada yang ngajarin, cuma di kasih makan, di sekolahin berharap bisa pinter. 2026, aku ingin sekali menikah, Ya allah berikanlah kemudahan bagiku, berikan keridhoanmu. Mudahkanlah aku bekerja untuk membeli rumah pertama, agar di tahun 2026 aku bisa menikah.

Tagged : #Keinginan #minat #pencapaian #tujuan , pada Sabtu, 11 Januari 2025 17:41 WIB