Sebuah kisah, kenapa anak sering mengalami kecanduan masturbasi

Seorang anak perempuan yang mengalami perundungan di sekolah

Masturbasi merupakan hal yang wajar, hampir semua manusia pernah melakukanya. Tapi kali ini, saya ingin menceritakan bagaimana pengalaman yang pernah saya rasakan. Dan mungkin saja ini bisa bermanfaat untuk tips parenting di masa mendatang.

Pertama kali saya mulai kecanduan pada masa lalu, kalau tidak salah tahun 2008. Pada masa itu teknologi belum berkembang pesat seperti sekarang, anak-anak masih kebanyakan polos dan tidak mengenal istilah seks maupun pornografi.

Di antara banyak anak, mungkin teman saya sudah menunjukan hasrat/keinginan lebih dulu dibanding Aku. Ingat sekali, dia mencuri bra milik kakak nya untuk di mainkan, sambil memmiankan bagian genitalnya. Aku sendiri yang pada masa itu belum tahu akan hal itu tampak bingung, sebenarnya mereka ini pada kenapa sih.

Ya jelas karena aku belum mendapatkan perasaan hasrat dorongan seksual. Pertama kali aku mendapatkan hasrat dorongan ada pada tahun 2009, satu tahun setelahnya. Ini tanpa di sengaja, dimana ketika itu sedang tidur di malam hari. Dan aku bangun dengan keadaan setengah sadar, aku merasakan kenyamanan ketika menidihkan genital ke lantai. Dalam keadaan MR. tidak ereksi, itu bisa di lakukan dengan mudah.

Aku selalu melakukan hal itu sampai pada akhirnya tertidur. Pada masa itu, kebiasaan pribadi sangat jarang terbawa pada kehidupan sosial. Meskipun saat tidur sering mengalami kejadian serupa, namun kehidupan sosial tampak berjalan seperti biasa. Aku tetap polos, dan tidak mengetahui akan sekskualitas.

Seiring waktu, pada suatu malam aku pertama kali mendapatkan ejakulasi pertama. Jam 1 malam, aku terbangun setengah sadar dan merasakan keinginan yang sangat kuat untuk menindihkan Genital ke kasur. Saat itu aku tidur bareng nenek, mungkin nenek melihat tingkahku yang tidur sambil kejang-kejang ( Hanya nenek mungkin yang melihat ).

Malam itu cukup lama aku melakukanya, sampai pada akhirnya aku mendapatkan ejakulasi pertama yang mempengruhi tubuh. Aku merasakan getaran hebat, dan rasa yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Pada masa itu umurku belum cukup, aku belum pubertas, dan tidak mengeluarkan cairan apapun saat ejakulasi.

Kejadian itu telah mempengaruhi pola hidup. Sebagaimana saat itu, satu kejadian yang akan terus terulang seiring hidup. Hampir setiap malam aku selalu terbangun dan tidak bisa tidur pada pukul 1 dini hari, atau pukul 3 dini hari. Dorongan akan hasrat yang sangat kuat untuk melakukan hal tersebut.

Mungkin kalian bertanya, seperti apa sih rasanya? Rasanya aku merasakan geli rasa geli ini agak aneh menurutku. Ia datang dari belakang di bagian dalam tubuh, kalau bisa di deskripsikan mungkin berada di dekat prostat. Selain rasa geli yang di rasakan, aku juga merasa gelisah dan tidak bisa tidur.

Fikiranku kosong, anggota tubuh seperti seolah-olah ingin melakukan kegiatan masturbasi tersebut. Se-sadar apapun aku hanya bisa merasakan keadaan, suara dari luar tidak terdengar sama sekali. Biasanya pada malam hari masih bisa mendengarkan suara detakan jam dinding, namun saat itu aku berasa seperti di dalam sebuah mimpi.

Aku pernah mencoba membangunkan diri pada mode fase tersebut, berusaha untuk mengingatnya. Ternyata itu bukan mimpi, aku bahkan mengingat semua hal yang pernah aku fikirkan dan rasakan. Biasanya kalau bermimpi kita akan sangat sulit mengingat semua hal yang pernah di alami.

Perasaan/dorongan tersebut sampai akhirnya terbawa di kehidupanku, dia muncul bahkan pada siang hari. Aku tahu, aku sedang kecanduan masturbasi tindih/coli tindih. Tapi apa yang aku lakukan, sama sekali tidak terfikirkan olehku untuk di hubungkan pada lawan jenis. Aku hanya fokus pada diri sendiri dan tidak mengetahui kalau hal itu adalah siklus alamiah tubuh.

Aku hanya berhenti 1 bulan dari kegiatan tersebut, ya pada masa aku melakukan khitan pertama. Khitan/sunat, aku ikut pada khitan massal yang di adakan oleh yayasan/organisasi, belum tahu yayasan apa itu nama nya. Nah pada masa penyembuhan khitan aku kehilangan mod untuk melakukanya..

Menunggu hingga bekas potongan mengering, tidak lama 17 hari sudah mengering. Namun setelah nya aku tidak bisa lagi melakukanya, karena bagian MR.P jadi lebih sensitif dan terasa sakit jika di tindihi dan di tekan sangat kuat.

Jelas aku frustasi, setiap hari di saat ada kesempatan aku menangis. Apakah aku sudah tidak lagi melakukanya, di tambah lagi sudah hampir 1 bulan aku tidak melakukan kegiatan tersebut. Setiap hari aku semakin depresi, ternyata benar-benar mengganggu kesehatan mental dan phisikologis.

Aku benar-benar frustasi, rasanya hidup ini sudah tak bermakna. Pengen nanya sama nenek, tapi canggung. Perasaan ini akhirnya aku pendam sendiri. Kegiatan ku jadi tambah tidak karuan, sering menghalu, kadang aku menangis MOD berubah-ubah bak orang sedang mengalami sakit jiwa.

Hingga pada akhirnya, aku mencoba melakukanya. Saat itu di rumah sepupu, paman sedang mengajar, juga bibi sedang mengajar, sementara sepupu sekolah. Aku libur karena masih dalam tahap penyembuhan khitan, dan pada saat itu aku paksa untuk menindihkan Genital ke lantai keramik. Rasanya sakit, tapi aku mengambil posisi untuk tidak terlalu menekan nya.

Apa yang kurasakan sama persis seperti pada malam hari. Di sini aku kesulitan mencapai orgasme, mau berkali-kali di coba itu tidak akan berhasil. Karena aku tidak pernah menyerah, di tambah lagi rasa gelisah dan depresi yang aku derita, akhirnya aku berhasil mendapatkan ejakulasi kembali.

Apa yang aku alami hanyalah sebuah ejakulasi kering, yang aku nikmati adalah kontraksi otot dan pembuangan energi dalam waktu singkat. Itu membuatku legah, jika di fikir kenapa bisa begitu? Karena pada masa itu aku belum mengalami pubertas, aku baru pubertas pada tahun 2010. Hari pertama yang menandakan bahwa aku akan mengalami pubertas adalah, ketika aku ejakulasi sudah keluar cairan kecil satu tetes berwarna bening.

Berdasarkan informasi yang aku cari, cairan bening yang keluar pada saat ejakulasi adalah mani. Air mani tanpa mengandung sel sperma, seiring waktu cairan mani ini akan berwarna putih, dan aku kesulitan melakukanya.

Aku gak bisa lagi masturbasi tindih, pada saat orgasme itu akan membuat rasa yang sangat amat menyakitkan. Ya jelas, karena aku menindih kondisi MR.P yang tidak mengalami ereksi, dan tertekan ke lantai, semua jalur MR.P pasti tertutup sangat rapat.

Jika aku ejakulasi ( orgasme ) maka cairan tersebut akan mendesak keluar melalui vas differes. Butuh waktu untuk adaptasi, sampai akhirnya aku menemukan cara untuk melakukanya. Yaitu dengan mengarahkan kepala MR.P ke arah kaki bukan ke arah atas.

Jika ke arah atas maka uretra akan tertindih dan tertutup sama saja seperti sebelumnya. Uretra terletak di area bawah MR.P, hanya ke arah kaki itu akan menindihkan bagian MR.P sebelah atas. Aku melakukanya pada saat penis mengalami flaccid ( lembek ) tidak ereksi.

Apa yang aku ceritakan di sini belum pernah aku kaitkan pada lawan jenis. Hanya masalah pribadi belaka, jujur saja aku tinggal pada keluarga yang kurang mampu. Pada masa itu juga internet belum meluas seperti sekarang.

Jadi wajar kalau pemikiranku masih tetap polos. Tapi, meskipun demikian, aku pernah berhalusinasi. Dimana di dalam halusinasi itu aku berfikir kalau aku sedang di permainkan oleh gadis=gadis sekolah mereka menelanj**ngiku, dan melakukan tindakan pelecehan. Hanya itu fantsi yang aku dapatkan, tepatnya setelah mengalami pubertas tahap awal.

Pubertasku semakin sempurna dengan di tandai, warna cairan ejakulasi semakin putih dan kental, kemudian mulai tumbuh rambut di area Genital, awalnya tumbuh tipis sekali dan halus. Pertama kali aku pubertas pada tahun 2013, pada umur ke 11 tahun.

Pubertasku cenderung lama dibanding teman-teman, banyak temanku yang mengalami perubahan suara. Bahkan dari mereka ada yang kelamin nya sudah mempunyai rambut yang sangat lebat, sementara aku masih tipis rambutnya. Untuk suara, suaraku tidak pecah hanya sedikit mengalami perbuahan.

Perubahan suaraku bahkan tidak terasa, sampai sekarang masih seperti suara anak kecil. Yang berubah hanya struktur kekasaran, kalau dulu suaranya agak sedikit lembut dengan nada freekuensi tinggi ( mekik/nyaring ), kini nada nya turun sedikit dan tidak terlalu ngebas hanya seperti anak pada umumnya.

Cerita aku mengalami perundungan akan di post pada lain kesempaan saja.

Tagged : #seksualitas #kesehatan_mental #phisikologis , pada Senin, 19 Februari 2024 15:39 WIB