Bagaimana pengalaman cinta terberatmu?

pengalaman c i n t a pertama.jpg

Sebenarnya, saya juga sama seperti anak-anak lain, pernah juga merasakan keingianan dan rasa suka pada seseorang. Rasa suka pertama saya muncul ketika pertama duduk di sekolah SD, dan waktu itu saya suka sama fitri. Fitri adalah kakak kelas, yang sudah jauh sekali kelasnya. Saya saat itu baru kelas  3 SD, sementara fitri sudah kelas 6 SD. 

Pertama kali melihat fitri adalah ketika tinggal di tempat nenek. Sudah lupa bagaimana saya ketika kenal, dulu saya sangat excited sekali membuat alat sulap tipu-tipu hanya untuk bermain  bersama fitri. Dia sering sekali lewat depan rumah.

Sebuah sendal saya gantung di atas paku, benang di ikat untuk membuat sendal tersebut solah-olah tergantung. Kemudian saya meminat bantuan salah satu teman yaitu Agung. Alat ini sudah di siapkan secara cepat, begitu fitri lewat saya segera memanggilnya.

Fitri juga type orangnya suka bergaul, dan baik pada semua orang. Dari sini saya menunjukan kepada fitri sambil tertawa sepertil layaknya anak bercanda tawa. Saya mengucapkan kalimat turun-turun, sementara teman saya di belakang bersembunyi mengendalikan benda tersebut.

Di teras rumah, pada hari yang magrib tersebut kami secara tidak sengaja membuat sebuah keributan. Sampai pada akhirnya paman saya marah dengan kata kasar, sontak semua jadi terdiam. Fitri yang sebelumnya senang, sekaligus penasaran akhirnya melanjutkan perjalananya. Sementara itu Agung pulang ke rumahnya, dan saya terdiam duduk di sana.


Saya pernah juga tertarik pada teman SD, rasa ketertarikan muncul ketika berada di kelas 4 SD. Pada masa itu juga saya pertama kali bisa membaca, dan saya menulis 2 buah nama di lantai. Saya tertarik pada Melisa, ya benar.. Karena itu saya sering sekali mengganggunya, bahkan membuat sebuah humors yang bikin saya harus berhadapan dengan kakaknya.

Pada waktu itu saya secara tidak sengaja, dan hanya bermaksud dengan candaan ingin bermain. Namun, kakak nya si Melisa merspon hal tersebut sebagai  serangan, dia datang ke kelas sambil membawa sapu. Saya seakan tidak berdaya, dia berhadapan dengan saya dan akhirnya saya tidak lagi bermain dan dekat Melisa.

cerita kisah hidup pada masa sma.jpg

Sebenarnya banyak teman-teman yang saya sukai, hanya saja saya tidak berani mengungkapkan perasaan. Saya merasa takut jika harus di permalukan, pada kelas 5 SD, kelas 6 SD saya juga pernah naksir pada Winda.  Sayang winda adalah type anak berprestasi, orang tua mereka merupakan orang kaya, sementara saya bukan type itu.

Kondisi fisik saya juga tidak akan meyakinkan. Gigi saya nampak jelek, bertingkah dan tidak rata. Ketika tertwa bareng, saya sering di rundung oleh siapapun. Bahkan ketika pernah duduk sebangku bersama teman perempuan, dia jauh lebih jijik pada saya dibanding teman yang lain.

Di bangku SMP saya juga di kenal, banyak cewek yang sering membicarakan saya di kelas. Tiara, salah satu teman pertama yang mengajak bermain. Tapi cukup canggung pada masa itu, saya masih menjadi pemalu, dan tidak berani untuk berteman lebih dekat.

Bau mulut adalah salah satu faktornya, dan juga fisik adalah salah satu faktornya. Saya akan nampak jelek ketika sedang tertawa, bagaikan orang gila. Saya dikenal di kalangan mereka, karena saya inovatif. Suka membuat alat-alat tertentu, dan saya juga menyukai pelajaran IPA dan Bahasa Inggris.

Andaikan dulu saya punya privilege, punya fisik yang menarik. Gusti Allah, sudah pasti saya pernah merasakan gimana rasanya pacaran. Sejauh ini saya belum pernah pacaran secara terbuka, tapi pernah pacaran daring, walaupun cuma bertahan seminggu.

Jadi, ceritanya saya mendapatkan pacar dengan cara menikung pacar teman. Saya membuat berbagai macam drama, menjadi mata-mata, hingga membuat humor yang aneh. Hingga pada akhirnya hubungan mereka terpecah belah, di situ  saya menjadi seorang pihak ketiga yang hadir di hadapan si cewek.

Mendengarkan curhatnya, waktu itu masih jaman SMS-an dan Telponan.  Sampai pada akhirnya saya pacaran, dan dia mengakuinya. Kita berdua belum sama-sama melihat penampilan, tapi album facebook yang menjadi tempat kita saling berteman sudah cukup untuk memlihat penampilan.

Saya pernah di permainkan oleh mantan nya, dimana ketika saya ingin meet/ketemuan. Sudah mempersiapkan segala hal, termasuk ongkos saya sudah tabung uang untuk ongkos ke sana. Tapi teman saya malah sibuk mainin Games di HP.  Dan sampai pada pukul  3 sore belum juga berangkat, ketika itu ada bapak-bapak.

Bapak tersebut bertanya, mau kemana dek. Saya bilang mau ke dusun ( karena tempat nya berada di pedalaman pedesaan ). Lalu bapak tersebut menjelaskan katanya sudah tidak ada lagi angkot yang mengarah ke sana, kalau adapun paling cuma angkot pulang. Kalau pergi lewat dari jam 3 sore, gak akan bisa pulang, pulangnya bisa besok hari.

Saya kecewa, padahal sudah janjian mau main ke rumah Yuliyanti. Si Yuli pun kecewa, karena saya tidak jadi datang. Dia selalu berharap, kapan bisa datang ke sana. Bahkan dia pernah mau ngajak date/dating, dengan cara ketemuan di PASAR dekatnya bersekolah.


Hubungan saya dan Yuliyanti hanya bertahan seminggu saja, karena kegoblokan saya yang tidak mengetahui. Saya secara terang-terangan memposting post di facebook dan menyatakan bahwa Yuliyanti adalah mantan pacar. Sebenarnya saya tidak tahu arti kata mamntan, saya mengartikan mantan sebagai Pacar atau Pacar uyang baru.

5 jam post tersebut terbit Yuli marah-marah di chat, dia bilang hapus. Tapi saya malah tidak memperdulikanya, saya malah bertanya balik kenapa? sampai dia interogasi, jadi kita berdua udah bukan pacar lagi yank. Sahut si yuli, perdebatan pun berlanjut, saya sempat menghapus post tersebut, namun nasi sudah menjadi bubur.

Sejak saat itu Yuli sudah jarang aktif di accoutnya, SMS pesan saya pun hanya di balas beberapa hari sekali.  Hubungan kita benar-benar renggang, dan pada akhirnya, saya di kabarin sama si mantan nya kalau HP si yuli rusak. Permintaan si Yuli agar saya segera menemuinya, tapi pada masa itu saya gak punya apa-apa. Jangankan uang, kendaraan saja saya tidak punya.


Usai beres bersama Yuli saya sebenarnya banyak naksir sama teman cewek. Khususnya pada teman cewek yang tidak sombong dan tidak jual mahal, beberapa dari mereka yang punya privilege ( penampilan cantik ) biasanya selalu jual mahal, dan sombong.

Hanya karena penampilan saya jelek, saya bahkan tidak menerima mereka. Padahal sedikit langkah saja bisa, apalagi saya sudah di humor-humorkan oleh teman sekelas kalau saya menjalin hubungan dengan cewek kelas lain.  Sebenarnya kita bisa saja suka sama suka, hanya karena tidak terlalu dekat, dan saya lebih menghindar. 

Pernah ketika ber pas-passan pada momen olahraga dimana kelas lain saling di gabung. Saya harus berpegang tangan membentuk barisan, cangung. Dia merasa seolah-olah jijik pada saya, dan saya juga begitu reflek seperti jual mahal.

Padahal tanpa ada orang rame, kita sering juga ngobrol, atau hanya sekedar saling tegur dan menyapa. Kebiasaan tersebutlah yang membuat saya jadi di humorkan oleh teman lain. Dari kelas kelas lain itu biasanya, ada beberapa kali membicarakan nama saya. Padahal bukan kelas tetangga, sangat jauh letak antara kelas  unggulan 72 dan saya 78.


Hal-hal yang  membuat saya tidak terlalu yakin untuk pacaran adalah kondisi. Kondisi pada masa sekolah saya anak yang paling miskin, tidak punya kendaraan. Sementara teman-teman lain sudah pakai motor semua, itulah yang membuat perbedaan kasta dari kita semua.

Di tambah lagi tempat tinggal saya cukup berada di kejauhan,yang dimana pergaulan dan pertemuan hanya terjadi di sekolah saja. Dulu saya punya masalah pada gigi berlubang, mulut saya bau banget. Pernah duduk bersebalahan bersama teman cewek bernama Rindi.

Saya tidak terlalu akur denganya, bukan tanpa alasan. Sebenarnya saya sengaja membuat kesan untuk tidak saling percaya / akur, karena kalau akur pasti kita akan saling mengobrol di bangku tersebut. Kalau itu terjadi, dia pasti tercium aroma mulut yang bau banget.

Bahkan ketika bertanya saya menolehkan mulu ke arah samping dibanidng harus bicara hadap-hadapan.  Saya pernah mencium bau mulut Rindi, tepatnya ketika kita saling bicara di mana rindi bertanya sesuatu. Jarak antara kepala Rindi dan saya hanya berkisar 30 CM, Bau mulut Rindi lebih bisa di toleransi dibandingkan saya. Itulah sebabnya saya gak berani pacaran sampai sekarang.


Di bangku SMA sebenarnya tidak ada kisah, di sana ada beberapa sisiwi saja. Pertama, kelas kita hanya di isi oleh 3 siswi, di sana kelas 3 ada 1 siswi. Dan pada ketika penerimaan siswa baru cukup banyak siswi yang masuk. Tapi saya tidak fokus untuk pacaran apalagi mendekati cewek di SMA, kondisi saya sangat memperihatinkan.

Saya kekurangan banyak dalam hal biaya sekolah, kurang makan, dan kurang pergaulan. Jadwal rutin setiap hari adalah bangun pagi, mandi langsung pergi sekolah tidak ada sarapan. Ketika jam istirahat kalau ada uang saya biasa jajan, ketika nggak ada uang saya hanya berdiam diri di  kelas.

Paling sulit kalau tidak punya uang, selain tidak bisa jajan, tugas kelompok terkadang gak bisa di kabulkan. Saya jadi murid terakhir yang beli baju praktek. Itulah yang hanya ingin saya ceritakan.

Mungkin itu pengalaman cinta terberat yang pernah saya alami, mungkin belum bisa di artikan sebagai cinta. Sebab, saya hanya sebatas suka saja. Kalaupun ada cowok lain yang mendekati, saya tidak akan merasakan cemburu apapun. 

Tagged : #Cinta #Kisah #suka #Pacaran , pada Senin, 19 Februari 2024 18:16 WIB