Kenapa banyak penulis yang Out di Quora?
Quora adalah platform tanya jawab yang pernah populer di indonesia. Kepupuleran Quora berkat hadirnya penulis-penulis yang berbakat, karya tulis mereka begitu banyak di sukai. Selain banyak penulis Quora juga di sukai oleh pihak lain yang ingin mempromosikan produk atau layanan mereka.
Dulu, saya bergabung pada Quora kalau tidak salah pada tahun 2019 atau pertengahan tahun 2020. Faktor latar belakang saya bergabung quora, karena ingin mempromosikan grup fb. Sebelumnya artikel saya sudah di terbitkan promosinya lewat media penerbit konten UGC Kompasiana.
Setelah kompasiana saya masuk ke Quora. Saya mulai membuat pertanyaan anonim, dan menjawabnya secara anonim juga. Artikel di rancang dengan penuh informasi, kebetulan saya sudah menguasai seluk beluk maeteri terkait tujuan grup yang di buat.
Artikel tersebut ramai hanya dalam waktu 24 jam, saya menerima berbagai respon. Sejak saat itulah saya mulai aktif di Quora, selama di Quora personalisasi identitas di gunakan. Mereka merekomendasikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan passion, serta pengetahuaan.
Mesin Quora memberikan pertnyaan yang relevan terkait topik umum, itu yang saya suka. Banyak orang bertanya terkait topik grup yang sedang saya promosikan. Niat menjawab ini semakin muncul. Pada waktu itu tidak sedikit tulisan yang saya buat di hapus oleh moderasi Quora, mereka menganggap bahwa karya tulis tersebut mengandung spam.
Saat saya bergabung, quora masih mengadopsi gaya bahasa formal yang menurutku sangat terkesan baku. Gaya bahasa yang baku membuat kita tidak leluasa dalam berexpresi terkesan terlalu forma, sampai semua nya ikut-ikutan dalam penggunaan bahasa tersebut.
Pada pertengahan tahun 2021 Quora mulai rame nih, banyak yang bergabung di quora. Mereka inilah yang sejatinya mengubah gaya bahasa di quora, banyak yang memposting tentang pengalaman hidup mereka. Posting bernada curhat rupanya mendapatkan banyak perhatian di Quora. Konten pengalaman hidup kini kian hari kian bertambah banyak, ragam pertanyaan dan jawaban dari berbagai sudut pandang.
Inilah yang membuat quora jadi populer, bahkan sempat di jadikan sebagai acuan sumber informasi untuk memproduksi konten video. Pada masa itu juga quora masih eksis, dan penulis-penulis lama bahkan ada yang menjadi kontributor resmi yang di bayar oleh Quora.
Sampai pada akhirnya program ini di hentikan, fitur anonimitas di hilangkan. Di sinilah quora mulai berubah, mereka tidak lagi mengadopsi kebijakna lama, dimana setiap konten harus di buat seformal dan se informatif mungkin.
Quora bahkan rela menghapus akun penulis mereka yang sudah banyak berkontribusi, beberapa akun penulis di hapus atau hapus akun akibat terlibat konflik dengan anggota lain. Konflik yang terjadi adalah akibat adanya kegiatan membuat cerita palsu, debat politik, dan agama.
Pengguna baru tidak akan bertahan lebih lama di Quora, mereka hanya bergabung pada saat ada kepentingan saja. Setelah itu tidak akan lagi aktif di sana. Pengalaman saya Quora selalu menyuguhkan pertanyaan dibanding konten. Hampir seetiap hari, pertanyaan bermunculan, bahkan yang tidak ada kaitanya dengan informasi yang kita pahami.
Selain itu algoritma rekomendasi yang buruk, sering kali kita bosan ketika melakukan scroll newsfeed yang muncul justru pertanyaan. Semua yang muncul adalah pertanyaan baru, pertanyaan yang di posting oleh akun dengan kredibilitas yang di ragukan.
Sementara itu konten-konten lama yang lebih populer justru di abaikan. Dari sinilah banyak yang out dari Quora, mereka tidak menampakan diri lagi. Jujur saja ketika menjadi pengguna, kita tentunya akan bosan ketika selalu di sodorin pertanyaan.
Di sisi lain, ketika kita bertanya hanya segelintir orang mau menjawab pertanyaan tersebut. Sistem pertanyaan ini juga tidak menghargai kreator, terlepas dari program mitra di hentikan. Ketika kreator menjawab pertanyana, bahkan si penanya tidak tahu mereka hanya di beri notifikasi bahwa ada yang menjwab pertanyaan mereka.
Sudah itu saja, tidak ada hal yang lebih istimewah. Di satu sisi, penanya merasa tidak nyaman lantaran pertanyaan nya hanya sedikit yang menjawab atau tidak ada sama sekali. Di sisi lain, penulis yang menjawab pertanyaan tersebut tidak mendapatkan kontribusi apapun, entah itu royality maupun penghargaan lain.
Saya balik lagi ke Quora pada tahun 2023 dengan membuat akun baru. Bahkan saya sempat terkejut ketika melihat akun lama, ternyata pertanyaan yang sebelumnya di buat di jawab oleh Ewa Febri. Dulu saya berusaha untuk menjalin parnert atau hubungan pertemanan / relationship ketika blog nya populer di Blogger. Ya seperti biasa, dalam dunia blogger ada istilah nya partnert yaitu saling memperkenalkan blog rekanan.
Pada akun baru, tujuan penggunanaanya adalah untuk memposting pengalaman hidup. Saya tertarik membahas sebuah pengalaman hidup, curhat, dan juga beberapa masalah pribadi untuk meredakan sedikit sesak di dada. Apalagi orang quora yang care sekali, itu sebabnya saya suka memposting di sana.
Pertama kali menjawab pertanyaan saya curhat mengenai apa yang ingin di capai. Curhatan ini merupakan editable dari artikel yang sebelumnya pernah di posting pada Grup Berbagi Cerita Bersama ( CDDS ). Kini grup tersebut sudah tidak terlalu asik, lantaran sudah di jadikan ladang untuk memposting tautan shopee affiliate.
Dengan sedikit mengubah kalimat, dan menambahkan pengalaman baru akhirnya saya tulis lah di Quora. Di sini ada ketimpangan sosial, di mana postingan saya tidak mendapatkan apresiasi yang tinggi. Banyak posting milik cewek yang lebih populer dibanding post milik saya. Dari hal tersebut, menyebabkan saya hapus aplikasi Quora dan tidak lagi mengharapkan ada yang merespon.
Bertahun-tahun akhirnya Mod saya kembali di tahun 2023, dengan mod yang baru saya mulai lagi Quora dengan menjawab beberapa pertanyaan. Seperti biasa akun baru akan mendapatkan pertanyaan mengenai informasi yang diketahui, sesuai dengan kredensial yang di tambahkan, topik yang di jawab pertama kali, dan juga Ruang tempatnya bergabung.
Dari sebagian besar jawaban yang saya bagikan tidak semua di terima/di apresiasi. Sepi bagaikan di telan bumi, meskipun minat menulis masih ada. Tapi mod perlahan mulai turun. Saya kemudian mencoba menggunakan fitur Ask Question dengan bertanya mengenai pengalaman hidup terkait kesehatan telinga, terkait kesehatan gigi dan mulut. Beberapa di antaranya sudah saya kirimkan ke akun dokter, dokter gigi yang aktif di Quora menjawab berbagai pertanyaan.
4 Hari berlalu, apa yang saya tanyakan belum ada yang menjawab. Dari sini saya berfikir kembali, ketika ada orang yang bertanya kita sangat antusias menjawabnya, bahkan terkadang kita melakukan cek kroscek untuk memastikan suatu argumen/opini dapat bernilai benar dan tidak menjadi suatu perdebatan. Tapi, ketika kita bertanya tidak ada satupun orang yang mau menjawab pertanyaan kita, sepi bagaikan tenggelam begitu saja.
Ketimpangan sosial di Quora juga terjadi, akun perempuan dengan nada gaya bahasa curhat yang khas nya jauh lebih ramai. Banyak up vote, banyak comments, share, hingga follower nya meningkat. Sementara akun laki-laki jarang sekali mendapatkan perhatian, tidak melihat dari sudut pandang orangnya seperti apa. Tapi melihat kondisi apa yang ia bagikan, ia juga tidak ingin terkenal, namun hanya ingin mendapatkan perhatian saja.
Kita yang teerbiasa pada sosial media, dimana pasti selalu ada interaksi sudah pasti akan bosan dengan sistem yang seperti itu. Menurutku akun perempuan di Quora selalu playing victim, caper, atau hanya modus belaka. Apalagi dengan kredensial yang mentereng seperti dokter, spesialis, atau enginer, cewek akan selalu laku keras dibanding cowok.
Bisa di lihat akun-akun Quora dengan credential yang sama, akun cowok hanya mengandung sedikit follower. Untuk mendapatkan lebih banyak follower, ia harus membuat ratusan ribu jawaban dan pertanyaan. Sementara itu akun perempuan, hanya dengan curhatan palsu saja bisa mendapatkan follower yang cukup banyak.
Saya fikir quora tidak akan bisa lebih populer di masa mendatang. Pada versi indonesia, seorang hanya akan bertahan bila algoritma sedang menguntungkan mereka, atau banyak orang yang berinteraksi. Pada dasarnya merekapun akan cabut ketika kondisi sudah tidak lagi menyenangkan. Sama seperti yang saya alami, terlalu di sodorin pertanyaan, isi newsfeed kadang pertanyaan spam yang berkualitas rendah.
Akun baru bermunculan dengan pertanyaan sampah, dan itu sangat mengotori sekali. Sekarang di tambah lagi dengan masuknya orang sl**t, dan membuat pertanyaan serta jawaban yang seolah bernada mempromosikan website/layanan mereka.
Ingin membangun branding di Quora? Fikirkan lagi, akun sebelumnya banyak penulis populer yang karyanya sangat di akui. Dan mereka cabut, tidak sedikit juga dari mereka yang akun nya di hapus paksa oleh moderasi quora. Hanya karena debat atau perbedaan sudut pandang dalam segi politik dan kepercayaan.
Orang yang datang ke Quora masing-masing punya kepentingan, mereka ingin mempromosikan sesuatu, mendapatkan perhatian, atau hanya sekedar membaca carita pengalaman hidup. Selepas dia bosan, atau sudah lelah dengan segala itu. Maka sudah saatnya untuk meninggalkan quora. Memangnya apa yang mau di banggakan? follower, saya rasa tidak bisa.
Follower di sana tidak loyal, karena banyak sekali opini, sudut pandang, dan juga pendapat berbeda. Terkadang orang hanya mengikuti ketika mereka merasa kalau statemen kita cocok dan bersahabat denganya. Ketika kita sudah tidak lagi satu frekuensi maka bersiaplah untuk di unfollow.
Terakhir yang ingin saya sampaikan, perbedaan kasta menjadi topik menarik dan perdebatan yang tidak ada hentinya di Quora. Sering kali pengguna dengan latar belakang pendidikan yang lebih rendah di abaikan begitu saja, sedikit sih yang bisa di hargai berkat adanya topik pengalaman hidup.
Namun jika ingin membahas ke materi lagi, jelas pengguna tanpa kredensial tidak di akui. Bahkan tidak bisa menjalin hubungan atau komunikasi timbal balik pada orang lain dengan kredensial yang lebih tinggi, entah itu dokter, guru, phisikolog.
Saya mengkategorikanya sebagai mempnyai kepribadian ganda. Terlepas dari gaya bahasa, dan cara menulis yang sopan, dan di sertai dengan kalimat candaan. Coba saja di chat atau di komentari, pasti di jawab dengan sinis. Atau coba kirim PJ ke mereka, konyol pertanyaan tersebut akan di jawab singkat atau bernada kebencian.
Itulah cerita, kenapa banyak penulis quora yang cabut. Artikel ini mungkin hanya membahas sebagian kecil, dari sudut pandang apa yang saya lihat. Setiap orang punya pengalaman dan sudut pandang berbeda-beda.
Tagged : #Quora #Tanya Jawab #Q&A , pada Rabu, 14 Februari 2024 00:23 WIB